| Portal berita | Technologi Information |
Teknik Komputer |

Sunday, November 25, 2012

On 1:23:00 AM by Unknown in ,    No comments

Isu Akan Teroris Hantui Milad Muhammadiyah -  Selamat pagi Sahabat, udah lama saya ga main blog ya, nah kali ini Saya akan berbagi informasi mengenai milad muhammdiyah dan teroris nih, pasti dah pada penasaran kan ? Yuk silahkan disimak ulasan beritanya… Kader Muhammadiyah berkumpul di Makassar, Minggu (18/11) ini. Ribuan kader persyarikatan dari seluruh provinsi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) memasuki Makassar sejak Jumat (16/11).
Makassar menjadi pusat perhelatan akbar Milad 1 Abad Muhammadiyah untuk KTI.
Panitia mengestimasi kader yang berkumpul di Makassar mencapai 30 ribu. Luapan massa persyarikatan di Makassar itu mengundang kekhawatiran sejumlah panitia. Apalagi, Makassar masih dibayangi isu teroris pascapelemparan ke Gubernur Syahrul Yasin Limpo, Minggu (11/11).
Mengantisipasi adanya aksi teror selama pelaksanaan milad, pihak panitia menurunkan pengamanan internal, yakni pengamanan dari pihak pendekar.
Panitia menerjunkan 10 ribu pendekar untuk pengamanan acara di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Jl Sultan Alauddin, Makassar.
“Kami tidak ingin kecolongan, apalagi sudah ada pihak tertentu yang tampaknya mau ‘main-main’ lagi di Sulsel dengan isu-isu teroris,” ujar Kepala Bagian Humas Panitia Milad 1 Abad Muhammadiyah, Husni Yunus, di Makassar, Sabtu (17/11).
Selain itu, panitia menyiagakan pasukan elite persyarikatan, Komando Serba Guna (Kasebu) dan Komando Kesiap-siapan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam).
Menurut Yunus, langkah ini diambil untuk mengantisipasi adanya aksi teror selama kegiatan. Apalagi pihaknya tidak mau kecolongan seperti yang terjadi di monument mandala beberapa waktu lalu.
“Kita tahu persis seperti apa yang sebenarnya yang sedang terjadi di Makassar, akhir pekan lalu. Kami di Muhammadiyah sudah dilatih menghadapi situasi seperti ini. Sejak awal kami yakin kasus ini tidak murni teror, hanya permainan orang-orang tertentu yang menghalalkan segala macam cara,” jelas Husni.
Sejak awal insiden pelemparan ke Syahrul, Ketua Muhammadiyah Sulsel KH Alwi Uddin sudah mengingatkan pihak berwenang untuk tidak dengan mudah menyebut kejadian itu sebagai kasus teroris.
Alwi menyatakan, pelabelan teroris pada kejadian di penghujung Jalan Santai Bersama Komandan itu hanya akan membuat umat Islam semakin tersudut.
Ketua Panitia Milad Muhammadiyah di Makassar, Darwis Lantik, mengatakan, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel dipercaya menjadi salah satu tuan rumah pelaksanaan Milad Nasional Satu Abad Gerakan Muhammadiyah.
Dibebaskan
Penyidik Kepolisian Resort (Polres) Maros akhirnya melepas Faisal. Warga Jl Dg Ramang, Kelurahan Pai, Biringkanaya, Makassar, ini dilepas setelah menjalani pemeriksaan dan penahanan selama dua hari di Mapolres Maros.
Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Ajun Komisaris Besar Endy Sutendi, menjelaskan dari hasil pemeriksaan dan penyelidikan, penyidik tidak menemukan adanya dugaan bahwa ia adalah salah satu jaringan teroris. “Ddia sudah dipulangkan ke orang tuanya,” kata Endy.
Endy menambahkan, hasil penyelidikan Faisal mengalami gangguan kejiwaan sehingga kami harus memulangkannya ke orang tuanya untuk berobat,” rangsel yang dibawa tidak ditemukan adanya bahan peledak maupun senjata api dan hanya beberapa lembar pakaian serta alat mandinya,” jelas mantan Wakapolrestabes Makassar ini, mengatakan
Faisal ditangkap warga Desa Bontobunga, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, Kamis (15/11) siang. Faisal ditangkap lantaran diduga merupakan jaringan teroris di kampung perbatasan Maros, Makassar dan Gowa ini.
Polemik Rekayasa
Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Aswanto menilai analisa Direktur Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Prof Irfan Idris terkait rekayasa isu teror bom calon Gubernur Sulsel nomor urut dua Syahrul Yasin Limpo bisa benar adanya.
Dua hari terakhir, Prof Irfan Idris menyampaikan hasil temuannya kepada publik bahwa pelemparan benda padat disertai asap ke Syahrul itu diskenariokan. Pandangan Irfan Idris berbeda dari keterangan Mabes Polri bahwa insidenmerupakan jaringan teroris Poso.
“Kalau BNPT (Prof Irfan Idris) mengatakan bahwa isu teror bom itu adalah rekayasa, itu bisa saja benar, dia kan tahu dan menelusuri rekaman videonya. Disamping itu kita juga berharap keterangan polisi yang sebenarnya. Karena selama ini, publik masih bertanya-tanya,” kata guru besar hukum Unhas ini kepada Tribun, Sabtu (17/11).
Menurut Prof Aswanto, insiden yang getol diisukan media sebagai teror bom untuk Syahrul itu patut dicurigai. Pasalnya, lanjut, Aswanto, insiden cenderung bertolak belakang dengan yang diberitakan.
“Karena kalau mau dikatakan itu sebagai teror bom, tidak seperti itu. Jadi itu patut dicurigai. Mengapa karena, kalau ada bom, penanganannya, pasti orang tidak boleh mendekat, ada garis polisi, ada tim ahli penjinak bom, tapi itu kan tidak ada. Padahal itu standar operasi polisi. Makanya, orang bisa saja mengatakan itu rekayasa,” Prof Aswanto menambahkan.
Aswanto berharap, tidak boleh ada pihak mengaitkan-ngaitkan insiden yang masih dalam penyidikan polisi itu dengan Pilgub Sulsel 22 Januari 2013,” jangan, karena itu bisa menambah masalah bagi masyarakat kita, percayakan kepada polisi untuk menindaki,”tegas Aswanto.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas Aswar Hasan, juga membenarkan bahwa keterangan Prof Irfan Idris sudah faktual. Meski, analisa Prof Irfan Idris perlu dikembangkan.
“Apa yang Prof Irfan katakan sudah menjadi fakta jurnalistik. Meskipun belum didukung oleh data yang terverifikasi. Demikian juga dengan apa yang dikemukakan oleh Mabes Polri hari ini, di salah satu media cetak di Makassar, juga adalah sebuah analisa faktual yang juga belum didukung oleh data yang terverifikasi yang kemudian diopinikan oleh Pihak Mabes Polri,” kata Aswar kepada Tribun via blackberry messengernya, Sabtu (17/11).
Menurutnya, keterangan BNPT dan Mabes Polri tersebut bisa memecah pandangan publik. Dua lembaga ini masing-masing punya alasan dan kemungkinan bisa atau tidak diterima publik. “Jadi, Keterangan ke dua pihak, bisa menimbulkan dualisme persepsi di kalangan publik,” tegas Aswar.

0 comments:

Post a Comment

Catatan:
• Dilarang menulis link aktif !
• Dilarang ngiklan di kolom komentar !
• Untuk menyisipkan kode, gunakan tag <i rel="code">... KODE ...</i>
• Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan tag <i rel="pre">... KODE ...</i>
• Untuk menyisipkan catatan, gunakan [catatan].. TEKS ...[/catatan]
• Untuk menyisipkan gambar, gunakan [img]URL GAMBAR[/img]>