| Portal berita | Technologi Information |
Teknik Komputer |

Saturday, November 10, 2012

On 11:25:00 PM by Unknown in    No comments
Ternyata presiden kita itu bernama Sukarno, bukan SoekarnoMasih ingat dengan munculnya gambar / foto naskah Supersemar beberapa waktu yang lalu? Banyak orang yang menyangsikan kebenarannya karena dianggap banyak memiliki kejanggalan. Salah satunya karena penulisan nama Sukarno, bukan Soekarno dalam naskah Supersemar tersebut. Saya sendiri justru merasa yakin tentang kemungkinan kebenaran naskah tersebut, justru karena penulisan Sukarno, bukan Soekarno. Di bawah ini akan saya ungkapkan alasannya.

Sebenarnya sudah lama ingin menulis untuk meluruskan dugaan yang keliru tentang nama presiden kita yang pertama ini, khususnya sewaktu saya membaca berita di akhir tahun 2008 di detikNEWS yang berjudul Naskah Supersemar Beredar di Internet, namun waktu itu blog ini belum ada, dan baru terpikir kembali untuk menulisnya di sini setelah saya membahas Presiden Sukarno pada tulisan saya sebelumnya yang berjudul Pengertian Istilah Anak Berbakat: Gifted, Talented, Genius, Prodigy.

Silahkan simak cuplikan berita detikNews berikut ini:
Naskah Supersemar tersebut beredar dari milis dan email. Dalam versi online ini, naskah Supersemar diketik di atas kertas berkop Presiden Republik Indonesia disertai logo padi dan kapas di atasnya.

Selain logo padi dan kapas, ada juga logo burung Garuda di sisi kiri. Di akhir naskah ada tanda tangan Presiden Indonesia Soekarno pada 11 Maret 1966. Naskah ditulis dalam ejaan lama. Sejumlah kejanggalan ada dalam naskah tersebut. Misalnya meskipun menggunakan ejaan lama, anehnya nama Soeharto dan Soekarno ditulis dengan ejaan baru.
(Klik gambar untuk memperbesar)
Apa yang aneh? Sewaktu saya membaca kalimat "Naskah ditulis dalam ejaan lama. Sejumlah kejanggalan ada dalam naskah tersebut. Misalnya meskipun menggunakan ejaan lama, anehnya nama Soeharto dan Soekarno ditulis dengan ejaan baru", saya merasa aneh dan gusar bukan karena Soekarno ditulis dengan Sukarno dan Soeharto ditulis dengan Suharto, tetapi gusar karena ketidaktahuan wartawan penulisnya pada sejarah penyempurnaan ejaan bahasa Indonesia. Penulis berita tersebut jelas tidak tahu apa itu yang dimaksud dengan ejaan lama dan yang dimaksud dengan ejaan baru.

Sebelum tahun 1948, ejaan untuk menuliskan bahasa Indonesia mengikuti ejaan Charles van Ophuijsen, yang kemudian disederhanakan oleh Menteri PP dan K, Mr. Soewandi pada tanggal 19 Maret 1947, yang pelaksanaannya baru pada tahun 1948. Penyederhanaan tersebut yaitu dengan mengubah oe menjadi u (satu fonem digambar dengan satu huruf/lambang).

Usaha tersebut dilanjutkan dengan dikeluarkannya keputusan tentang ejaan yang disempurnakan (EYD) pada tanggal 17 Agustus 1972 oleh Menteri P dan K, Mashuri Saleh, dimana tj diubah menjadi c dan dj diubah menjadi j.

Ejaan lama biasanya ditujukan pada ejaan van Ophuijsen, sedangkan ejaan baru biasanya dimaksudkan pada EYD, yang usaha penyempurnaannya mulai dilakukan sejak masa Mr. Soewandi. Jadi, kembali ke soal penamaan Sukarno dalam Supersemar di atas, sebenarnya bisa dimaklumi karena pada masa dituliskannya surat perintah tersebut telah berlaku penggunaan ejaan u untuk mengganti oe (Sukarno, bukan Soekarno).
Oke, sekarang Anda pasti akan bertanya, bukankah nama asli Bung Karno adalah Soekarno seperti tanda tangan yang ditorehkannya pada teks Proklamasi Kemerdekaan dan Supersemar di atas? Bukankah penulisan nama tidak boleh diubah/berubah karena mengandung konsekuensi hukum? Berani benar tukang ketiknya mengubah nama Soekarno menjadi Sukarno dan anehnya Presiden Sukarno mendiamkannya begitu saja?

Waah banyak ya pertanyaannya...

Sebenarnya Bung Karno sendirilah yang mengubah namanya menjadi Sukarno, karena beliau tidak suka namanya dituliskan dengan ejaan penjajah. Berikut saya kutipkan penjelasannya dari Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno):
...ketika menjadi Presiden RI, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda). Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah.
Satu pernyaan lagi, nama Soeharto di Supersemar tersebut kok ikut berubah?

Yah..kalau nama presidennya saja berubah, masa bawahannya tidak...
On 8:50:00 PM by Unknown in ,    1 comment
Lagi Blog walking nih, dapet info menarik. Saya bagi nih, kelihatannya bagus Tips Blognya.
Meningkatkan Page View Blog, dibaca dari judulnya aja udah menarik. Yuk disimak artikelnya.


1. Mengupdate Artikel Setiap Hari.
Mengupdate artikel setiap hari tentunya akan menambah banyak jumlah artikel yang Anda tulis. Bila ada visitor yang berkunjung dan membaca artikel Anda dan menurut mereka artikel Anda menarik, maka mereka akan mencari artikel menarik lainnya di blog Anda. Setiap artikel yang mereka baca akan menambah jumlah pageview Anda.

2. Membuat Judul Artikel Semenarik Mungkin
Pengunjung blog bisa saja akan melewatkan sebuah artikel penting Anda jika judul yang Anda berikan kurang menarik, karena dengan judul artikel yang menarik kemungkinan besar pengunjung penasaran untuk membaca artikel tersebut. Baca ini Cara Membuat Judul Lebih Menarik.

3. Submit Artikel Anda ke Social Bookmark
Social bookmark bisa mendatangkan traffic yang banyak buat blog Anda. Saya hanya sering menggunakan lintasberita.com dan digg.com. Tapi masih banyak kog social bookmark yang lain.

4. Pasang Artikel Penting di Sidebar
Anda bisa memanfaatkan sidebar untuk memudahkan pengunjung untuk menavigasi blog Anda. Anda bisa memasang artikel terpopuler dari blog Anda atau artikel yang penting untuk di baca pengunjung.

5. Pasang Artikel Terkait dibawah Setiap Postingan Anda
Sama dengan memasang artikel penting di sidebar, tapi biasanya artikel terkait ini satu kategory dengan artikel yang sedang di baca oleh pengunjung tersebut. Ketika selesai membaca artikel kemudian pengunjung melihat artikel terkait tepat di bawah postingan bukan tidak mungkin pengunjung tersebut akan terus tertarik untuk membaca artikel lainnya.

6. Desain Tampilan Blog Anda
Apapun template yang Anda gunakan, desainlah blog Anda agar loading bisa cepat. Dengan demikian, pengunjung tidak terganggu dalam membuka postingan Anda. GImana, Udah pada Ngerti Semua?


Copyright (c) Vikrymardz
On 7:56:00 PM by Unknown in    2 comments
Alhamdulillah, Saya panjatkan kepada Allah Azza Wa Jalla TUHAN PEMILIK ALAM.. :)
Karena-Nya blog ini mendapat Page Rank yang PERTAMA..!!

Bukan main bahagianya saya ketika saat membuka blog Saya pertama kali, karena saya hidup di asrama/boarding yang mewajibkan para siswanya tidak pulang selama 2 minggu dan karena saya adalah pelajar SMP kelas 9 juga maka saya DIHARUSKAN fokus untuk Ujian Nasional tahun 2012/2013.
Dan pada HARI ini, sewaktu HARI PAHLAWAN, maka Blog saya diberi Page Rank oleh Google. ^_^

Sewaktu saya diberitahu tentang Page Rank yang di update Google adalah bulan ini dan lebih tepatnya minggu ini, maka saya sedikit kecewa karena saya tidak bisa terlalu mengurus Blog. Tapi, Allah TIDAK Tuli dan Maha Melihat apa yang dikerjakan Makhluk-Nya. Allah melihat kerja keras Saya dan Mendengar do'a Saya.

TERIMAKASIH YA ALLAH...!!

Bagi para Sobat Bloggers, JANGAN PERNAH MENYERAH...!!
Jika Sobat perlu sedikit Motivasi, sobat bisa lihat motivasi DISINI. Jika Sobat perlu sedikit Tips Blogging dan SEO, silahkan klik DISINI dan DISINI.

GO BLOGGING, GO INDONESIA!!
HIDUPKAN INDONESIA DENGAN BLOG YANG BERMANFAAT..

Friday, November 9, 2012

On 12:52:00 AM by Unknown in    No comments


Ahmad Syafii Maarif 
Pendahuluan
Di antara kata yang sering ditakuti, dibenci, disalahpahami, dibonsaikan maknanya, dan juga dielukan, adalah kata jihad. Dalam literatur Barat umumnya kata jihad itu diterjemahkan dengan Holy War (Perang Suci), padahal perang hanyalah salah satu bentuk saja dari jihad. Dalam al-Qur’an kata jihad dengan berbagai derivasinya terdapat sebanyak 41 kali, baik dalam surat-surat yang diturunkan di Makkah (makkiyah) mau pun dalam surat-surat yang diturunkan di Madinah (madaniyah) (‘Abd al-Baqi, 1981; 182-183). Shihab, 1996; 500-520). Akar kata jihad adalah j-h-d menjadi jahd dan juhd (keletihan, kegentingan, ketegangan, kepedihan, kesulitan, upaya, kemampuan, kerja keras, dan yang mirip dengan itu (Wehr, 1976: 142-143). Ayat jihad dalam arti perang (qital) melawan musuh sebagai salah satu maknanya baru turun pada tahun kedua hijriyah yang kemudian digumulkan dengan realitas yang kongkret dalam Perang Badar (624) yang terkenal itu. Di sini jihad dan qital (perang) menjadi sinonim. Makalah ini akan mencoba secara kritis meneropong konsep jihad dalam perspektif Islam, baik dari sudut doktrin maupun dari sudut sejarah, dan kira-kira untuk situasi Indonesia sekarang doktrin jihad yang bagaimana yang perlu dikembangkan dan ditegakkan dalam rangka menciptakan sebuah tatanan sosio-politik yang egalitarian, adil, dan bermoral (Rahman, 1980: 62) untuk semua golongan tanpa diskriminasi. Tatanan semacam inilah yang harus menjadi muara dan tujuan perjuangan kita bersama untuk sebuah Indonesia baru yang adil, makmur, ramah, toleran, dan sehat.
Jihad dalam perspektif doktrin dan sejarah
Kita tengok selintas situasi Islam pada awal kemunculannya pada abad ke-7 M. dan mengapa perintah jihad itu diberikan. Pada saat komunitas kecil Muslim baru saja hijrah ke Madinah (622 M.) dalam keadaan yang masih lemah dan letih karena diusir, sementara pihak musuh (Quraisy Makkah) semakin agresif dan beringas, perintah jihad yang pertama kali justru diturunkan. Tujuannya adalah agar komunitas baru ini tetap tegar dan tabah, tidak hancur berantakan dalam lingkungan yang serba keras, kasar, dan penuh kebencian serta dendam kesumat. Kedatangan al-Qur’an dengan prinsip keadilannya bagi elit Makkah sebagai kota komersial berarti akan membahayakan hak— hak monopoli mereka pada sumber-sumber ekonomi dan perdagangan. Oleh sebab itu Muhammad jangan sampai punya kedudukan yang kokoh di Madinah, sebab pasti akan mengancam posisi mereka. Jihad dalam arti perang pada saat itu adalah untuk mempertahankan diri dengan segala kesungguhan daya dan upaya. Jika tidak demikian komunitas itu akan lenyap ditelan oleh kekuatan sejarah yang amat tidak bersahabat itu. Perintah itu terdapat dalam surat al-Baqarah dan al-Hajj: jihad dalam makna qital (perang).
Dan perangilah di jalan Allah mereka yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (190). Dan bunuhlah mereka di mana pun kamu jumpai, dan keluarkanlah mereka dari tempat mereka mengusir kamu (Makkah), padahal fitnah itu lebih jahat dari pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di masjid al-haram hingga mereka memerangi kamu di situ. Maka kalau mereka memerangi kamu (di situ), bunuhlah mereka. Begitulah balasan untuk orang-orang yang kafir (191). Tetapi jika mereka berhenti, maka sesungguhnya Allah itu Pengampun, Penyayang (192). Dan perangilah mereka itu hingga tidak ada lagi fitnah (siksaan, gangguan, penganiayaan), dan jadilah agama itu karena Allah. Tetapi jika mereka berhenti, maka tidak boleh ada lagi permusuhan, kecuali atas orang-orang yang zalim (193) (Q.S. Al-Baqarah: 190-193).
Bagi umat Islam pada waktu itu perintah jihad ini sungguh sangat berat, karena mereka baru saja membentuk komunitas di Madinah, sebuah komunitas yang belum stabil. Kemudian dalam surat al-Hajj, izin berperang itu kita baca dengan redaksi yang berbeda sebagai berikut:
Diizinkan (berperang) bagi mereka yang diperangi, karena sesungguhnya mereka dianiaya, dan sesungguhnya Allah amat berkuasa menolong mereka (39). (Yaitu) mereka yang diusir keluar dari negeri-negeri mereka dengan tidak ada alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami ialah Allah! Dan sekiranya Allah tidak melindungi manusia sebagiannya terhadap sebagian yang lain, niscaya dihancurkanlah tempat pertapaan dan gereja-gereja Kristen, tempat-tempat sembahyang Yahudi, dan masjid-masjid di mana nama Allah banyak disebut. Dan sesungguhnya Allah menolong siapa yang membela agamaNya, karena sesungguhnya Allah itu kuat, gagah (40) (Q.S. Al-Hajj: 39-40).
Ayat-ayat di atas jelas sekali menunjukkan makna perang dalam arti defensif, sekalipun pada ayat-ayat lain dapat pula berbentuk ofensif, tergantung jika situasi mengharuskan demikian, sepanjang hal itu untuk menghapuskan kerusakan di muka bumi (fasad fi ‘i-ardh), menjaga rumah-rumah ibadat, bukan merusak atau membakarnya, serta kemudian membangun peradaban dengan cara yang baik dan adil (ishlah). lnilah fungsi kekuasaan dalam Islam, sekalipun tidak jarang dilecehkan oleh umatnya sendiri. Memang tidak diragukan lagi bahwa al-Qur’an menyuruh umat Islam untuk membangun sebuah tatanan politik di dunia untuk tujuan di atas (Rahman, op.cit: 62). Tetapi mengenai apa nama tatanan itu dan bagaimana sistemnya, al-Qur’an tidak menjelaskan dengan rinci, dengan catatan bahwa prinsip musyawarah sebagai simbol egalitarianisme harus dipertahankan. Tergantunglah kepada hasil pemikiran dan kesepakatan bersama untuk merumuskan nama dan sistem kekuasaan itu. Dengan demikian istilah Negara Islam (al-Daulah al-Islamiyah) adalah ciptaan sejarah abad ke-20. Orang tidak akan menjumpai istilah itu dalam al-Qur’an sunnah nabi, dan dalam literatur klasik mana pun. Tentang kekuasaan al-Qur’an menyatakan: “Mereka yang, jika Kami beri kekuasaan di muka bumi, akan mendirikan salat, membayarkan zakat, memerintahkan kebaikan (al-ma’ruf) dan mencegah kejahatan (al-munkar), dan milik Allah-lah akibat segala urusan.” (Q.S. Al-Hajj: 41) Secara logis tidaklah mungkin orang memerintahkan kebajikan dan mencegah kejahatan dengan efektif, tanpa adanya kekuasaan. Hanya yang perlu dijawab terlebih dulu adalah pertanyaan: untuk apa berkuasa? Al-Qur’an dalam ungkapan di atas dengan sangat gamblang telah memberikan jawaban terhadap pertanyaan itu. Sebenarnya Islam secara teoretik tidak menemui banyak kesulitan untuk memahami dan menerima prinsip demokrasi modern dengan modifikosi di sana-sini selama watak sekulernya dikesampingkan.
Masih pada periode awal hijrah itu ayat jihad berikut diturunkan:
“Dan berjihadlah kamu di (jalan) Allah dengan jihad yang sungguh-sungguh, karena ia telah memilihmu (untuk itu). Dan ia tidak jadikan atas kamu dalam agama suatu perkara yang berat, agama bapamu, lbrahim ia telah menamakan kamu Muslimin sebelum itu dan dalam (Qur’an) ini, supaya rasul jadi saksi atas kamu dan supaya kamu jadi saksi atas manusia. Maka dirikanlah salat, bayarkan zakat, dan berpeganglah dengan (tali) Allah. Ia Pelindung kamu, malah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (Q.S. Al-Hajj: 78)
Dalam lingkungan sejarah Arabia abad ke-7, metode kekerasan dan ancaman memang merupakan norma sehari-hari dalam menyelesaikan sengketa antar suku dan puak. Bahkan dua imperium besar Bizantium dan Sasaniah pada abad itu juga terlibat dalam perang dahsyat yang penuh kekerasan. Maka bagi komunitas Islam yang berusia sangat muda itu tidak ada jalan lain untuk bertahan dan mengerahkan kekuatan-kekuatan sejarah, kecuali dengan jihad. (An-Na’im, 1990: 142) Tanpa jihad tujuan untuk menegakkan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar tidak dapat dibayangkan. Oleh sebab itu nabi dan para pengikutnya harus mengatur strategi dan taktik yang jitu untuk menghadapi pihak Quraisy yang setiap saat mengancam untuk menghancurkan Madinah. Ancaman itu akhirnya menjadi kenyataan dalam bentuk Perang Badar pada 624 M., seperti telah disinggung sedikit di atas. Di bawah pimpinan nabi, komunitas Muslim yang kecil itu harus berjihad habis-habisan, mengerahkan segala daya dan upaya, sebab bagi mereka perang itu akan sangat menentukan hari depan mereka: to be or not to beseperti tercermin dalam do’a Rasul Allah: “Ya Allah, di sini pihak Quraisy dengan segala kecongkakannya sedang berupaya untuk mendustakan nabiMu. Ya Allah, aku nantikan pertolonganMu yang telah engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, sekiranya pasukan kecil ini hancur binasa hari ini, Engkau tidak akan disembah lagi.” (Haikal, 1969: 276) Sebuah lirik do’a yang disampaikan dengan seluruh kekuatan jiwa. Do’a ini dikabulkan Allah, maka jadilah Perang Badar itu dimenangkan pasukan Muslim, sekalipun perbandingan dua kekuatan itu adalah satu lawan tiga. Peristiwa Badar telah menjadi salah satu pilar utama sebagai realisasi doktrin jihad guna menopang perkembangan Islam selanjutnya untuk tampil sebagai agama dunia dalam tempo yang relafif singkat. Sekalipun pasukan Muslim kalah dalam perang berikutnya, Perang Uhud (625 M), umat Islam sudah jauh lebih konfiden untuk menghadapi segala kemungkinan yang terburuk sekalipun. Sebelum nabi wafat pada 632 M. masih ada beberapa pertempuran lagi, tetapi tidak akan dibicarakan dalam makalah ini.
Timbul pertanyaan kemudian: dengan cara orang sering mengatasnamakan jihad, apakah Islam itu disiarkan dengan mata pedang menginga nabi dan generasi berikutnya banyak terlibat dalam berbagai peperangan? Di kalangan penulis Barat selama berabad-abad bahkan sampai sekarang masih ada yang meyakini bahwa Islam itu memang agama pedang. Karen Armstrong dalam artikelnya untuk mingguan Time setelah Tragedi 11 September 2001 yang memunculkan banyak tuduhan bahwa Islam itu identik dengan terorisme menulis:
The Primary meaning the word jihad is not ‘holy war’ but ‘struggle’ if refers to the difficult effort that is needed to put God’s will into practice at every level-personal and social as well as as political….
Islam did not impose itself by the sword. In a statement in which the Arabic is extremely emphatic, the Koran insists, “There must be no coercion in matters of faith!” (2-256). Constantly Muslims are enjoined to respect Jews and Christians, the ‘People of the Book’, who workship the same God (29-46). In words quoted by Muhammad in one of his last public sermons, God tells all human beings. O people! We have formed you into nation and tribes so that may know one another” (49: 13) – not to conquer. Convert, subjugate, revile or slaughter but to reach out towards others with intelligence and understanding.” (Armstrong, 2001: 25) (Bersambung)

SM No.15/87 2002
Situasi peradaban (atau kebiadaban?) dalam konstelasi serba global sekarang ini memang serba ruwet dan tidak mudah dipahami, kecuali bila kita mampu membaca akar masalahnya yang paling dalam. Harus diakui bahwa umat Islam yang masih berada di buritan peradaban tampaknya sekarang sedang menggapai dengan tertatih-tatih untuk merumuskan jatidirinya yang terkoyak karena  kesalahan  yang  dilakukan  selama berabad-abad. Sebagian mereka memakai kaca mata buram hingga tak mampu lagi melihat realitas yang serba getir dengan sabar dan pikiran jernih; mereka seperti telah kehilangan  harapan  dan  masa depan.  Derita rakyat Palestina  adalah  di  antara  persoalan  yang  sangat mencekam yang dirasakan umat Islam sedunia, tapi rnereka tak berdaya berhadapan dengan Israel dengan bapak angkatnya yang sama-sama memiliki bom nuklir. Negara-negara Arab pun tidak dapat berbuat banyak karena mereka juga mengidap kanker perpecahan yang parah. Ulama mereka karena buta situasi yang sebenarnya ada yang  memperdagangkan  ayat  atas  nama  Tuhan, sebagaimana kritik Iqbal terhadap kelakuan para mulla di India sebelum pertengahan abad yang lalu. Dalam Javed Namah Iqbal melontarkan kritik tajamnya: "Agama si Mulla sedang menimbulkan kekacauan atas nama Tuhan." (Maarif, 2002: 17-18) Negara-negara Arab tidak jarang saling baku hantam atas nama agama.  Inilah  tragedi  sejarah yang  masih berlangsung di depan mata kita, entah untuk berapa lama.
Bagaimana memahami sikap nekad manusia dalam bentuk bom bunuh diri, pembajakan, dan yang serupa itu? Kita kutip lagi Armstrong:
So why the suicide bombing, the hijacking and the massacre of innocent civilians? Far from being endorsed by the Koran, this killing violets some of the most sacred precepts. But during the 20th century, the militant form of piety often known as fundamentalism erupted in every major religion as a rebellion against modernity. Every fundamentalist movement I have studied in Judaism, Christianity and Islam is convinced that liberal, secular sociely is determined to wipe out religion. Fighting, as they imagine, a battle for survival,   fundamentalist   often   feel   justified   in   ignoring   the   more compassionate principles of their faith. But in amplifying the more aggressive passages that exist in all our scriptures, they distort the tradition. (Armtrong, op.cit.: 25)

Apakah terdapat iandasan teologis bagi umat Islam untuk membenci pihak lain, seperti orang Yahudi misalnya? Sepanjang pengetahuan saya, landasan untuk itu tidak ada sama sekali. Jika kemudian terdapat kesan bahwa umat Islam tidak menyukai Israel, bukan karena Yahudinya, tetapi karena zionismenya yang imperialistik. Pengalaman sejarah masa lampau justru membuktikan bahwa orang-orang Yahudi mendapat perlindungan dan kebebasan di negara-negara Muslim pada saat mereka diusir oleh Inquisisi Katolik di Spanyol pada abad pertengahan yang menghancurkan komunitas-komunitas mereka di sana. Banyak di antara pelarian itu pergi mencari perlindungan ke Istambul dan kota-kota lain dalam wilayah imperium Turki Usmani. (Hourani, 1992: 241)
Mengenai toleransi agama menurut catatan Bertrand Russell, sikap para khalifah abad-abad pertengahan cukup mengesankan untuk jadi bukti: "lmperium para Khalifah bersikap lebih ramah (much kinder) terhadap orang-orang Yahudi dan Kristen  tinimbang  negara-negara  Kristen terhadap orang-orang Yahudi dan Muslim. Orang-orang Yahudi dan Kristen dibiarkan tak terganggu asal mereka bayar upeti. Anti-Semitisme dimotori oleh pihak Kristen sejak saat Imperium Romawi menjadi Kristen.” (Russel, 1957: 202)
Zionisme bukan saja ditolak oleh dunia beradab, tetapi juga ada tokoh Israel yang menentangnya. Seorang penulis dan aktivis perdamaian Israel, Uri Avnery (lh. 1923), yang juga pernah menjadi anggota Knesset (Parlemen Israel) dikenal salah seorang penentang yang gigih terhadap Zionisme sejak Zionisme telah semakin imperialistik. Rencana perdamaiannya bagi konflik Arab-Israel telah dituangkannya dalam karyanya yang  terkenal:  Israel Without Zionism  dengan proposal pembentukan sebuah Konfederasi Arab-Israel,  sebuah Pax Semitica . (Avnery, 1971: 234-246) Dalam usianya yang sudah gaek Avnery baru-baru ini masih bersuara garang menantang politik Ariel Sharon yang brutal terhadap Palestina dan ingin membunuh Arafat. Avnery menulis:
"If Ariel Shoron succeeds in murdering Yasser Arafat, as he wants to, the Palestinian leader will remain in the collective memory of his people, and the whole Arab world, like Moses in Jewish memory. ...Sharon, a bloody person who has not done anything in life apart from shedding blood and set up settlements.... The dead Arafat will be by far more dangerous than the living Arafat. The living Arafat is able and willing to make peace. The dead Arafat can not. He will eternalise the conflict.” (Avnery, 2002: 4)
Saya rasa perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaan tanahairnya dapat dikategorikan sebagai jihad, selama penjuangan itu tetap berada dalam koridor "Jalan Allah." Di luar kategori itu akan menjadi perang biasa, atau perang antara dua  nasionalisme,  betapa  pun banyaknya darah yang tertumpah. Ke dalam kategori kedua inilah kita menempatkan Perang Irak-Iran pada 1980-an yang banyak memakan korban itu. Sekalipun ulama pada kedua belah pihak menyebutnya jihad.

Jihad dalam perspektif keindonesiaan baru
Dalam perspektif bangunan Indonesia baru yang ramah dan adil, konsep jihadharus ditenjemahkan dengan kerja keras dengan penuh kesungguhan dan kejujuran untuk membangun kebersamaan di antara berbagai golongan, aliran, suku, dan pemeluk agama yang berbeda. Dapat juga diartikan perang, yaitu perang melawan korupsi dan kemunafikan yang telah membawa bangsa ini ke pinggir jurang  kehancuran.  Dosa  dan  dusta  kolektif  yang dipertontonkan selama ini harus dihentikan sampai di sini saja!  Saya menyerukan  agar elit politik kita berhenti memikirkan diri sendiri dan kepentingan jangka pendek mereka dengan mengorbankan eksistensi bangsa untuk jangka panjang. Dalarn periode transisional yang sangat kritis ini semua kekuatan akal sehat harus berunding bersama secara tulus dengan tujuan tunggal: menyelamatkan masa depan bangsa dari kebangkrutan total, jika kita memang masih menginginkan Indonesia tidak masuk ke dalam museum sejarah. Kita berlomba dengan waktu yang berputar sangat cepat. Baron Schelto van Heemstra, Duta Besar Belanda untuk Indonesia,  dalam sebuah perbincangan dengan saya yang berlangsung pada 23 April 2002 di Kantor PP Muhammadiyah Jakarta, sempat menghibur: "Asal tidak terlambat, krisis Indonesia akan dapat diatasi, tetapi  korupsi  harus  dihentikan  segera." Saya  setuju dengan pendapat itu, tetapi siapkah kita berjihad melawan korupsi?
Penutup
Dalam  Ecclesiastes  seperti  dikutip  Avnery (1971: 246) kita membaca kalimat: “For everything there is a season, and a time for every matter under heaven.” Sekarang waktunya sudah sangat tinggi bagi kita semua untuk berkata jujur kepada bangsa ini dan mengucapkan selamat tinggal kepada semua dosa dan dusta masa lampau. Hanya dengan cara inilah barangkali masa depan kita dapat diselamatkan.

MARI, DI HARI JUM'AT INI SAAT UMAT ISLAM MERAYAKAN LEBARAN MINGGUAN, KITA BERJIHAD FISABILILLAH, IKHLAS DI JALAN ALLAH SWT...!!! ^_^

Monday, November 5, 2012

On 7:00:00 AM by Unknown in    1 comment

Hari ini adalah Hari dimana sahabat kecil Saya merasakan kembali Hari Dilahirkan, lebih tepatnya Hari Ulang Tahun. Dan untuk itulah, sebagai kado istimewa untuk Sahabat Kecil Saya, Muhammad Fandi Abdul Aziz. Semoga di usiamu yang ke 13 ini bisa menambah wawasanmu, membahagiakan kedua orang tuamu, serta Membahagiakan semua teman-teman serta sahabat yang ada untukmu.

○○◦◦-♥ Puisi Cinta ♥-◦◦○○

Jika hati adalah istana,
maka persahabatan adalah surganya
Jika ketulusan adalah tahta,
 maka senyum seorang sahabat adalah mutiara hati

Jika kau lari ke gunung
 maka akan aku kejar dengan tenaga
Jika kau lari kelaut
maka akan aku kejar dengan perahu
Jika kau lari kesurga
 maka akan aku kejar dengan amal dan ibadah

-Tapi-
Jika kau lari ke lain hati maka aku hanya bisa meneteskan air mata.

---------------------------------------------------------------

' Tiada BUNGA seindah CINTA'
'Tiada BEBAN seberat RINDU'
'Tiada RASA selembut KASIH SAYANG'
'Tiada yang MANIS selain senyum-MU

---------------------------------------------------

Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, sebab bisa jadi pada suatu hari ia akan menjadi musuhmu
dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, sebab mungkin saja suatu hari nanti ia akan menjadi kekasihmu 
Yang pailing setia. [HR Tirmidzi]

-------------------------------------------------------------------
Siapa yang lebih mencintai dunia rusaklah ahiratnya, 
siapa yang lebih mencintai ahirat, maka tidak berartilah dunianya.
Maka perbanyaklah  kecintaanmu kepada hal-hal yang lebih mengekalkan dari pada yang fanna.
 [ Abu Musa]

-------------------------------------------------------------------

Bagi Sobat yang penasaran dengan wajah Sahabat Kecil Saya yang mungkin jika Sobat lihat sekilas nampak seperti Nizam, tau kan siapa Nizam?

Lihat persamaannya dengan seksama...

Muhammad Fandi Abdul Aziz
Nizam Zaila Aly
Mirip kan?  11:12 lah kalo di samain...  ehehehheheh :D
On 6:00:00 AM by Unknown in    No comments

Foto: ‎-= KABAR DUNIA ISLAM =-


Inilah Gambaran NERAKA dalam Al-Quran & Sunnah!
==================================

بسم الله الرحمن الرحيم

Wahai saudaraku, semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa mencurahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, ketahuilah…!!!, bahwa Al Jannah (surga) adalah tempat tinggal yang kekal, penuh dengan kenikmatan yang lezat yang tidak bisa dibandingkan dengan segala kenikmatan yang ada di dunia. Itulah negeri yang hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang bertaqwa kepada Allah subhanahu wata’ala.

Bagi yang tidak diizinkan memasukinya maka tiada tempat lagi baginya kecuali an naar (neraka). Suatu tempat tinggal yang penuh dengan kengerian yang tidak bisa digambarkan dengan kengerian di dunia. Sejelek-jeleknya tempat tinggal dan seburuk-buruknya tempat kembali. Itulah tempat tinggal yang bakal dihuni oleh orang-orang yang tidak mau tunduk dan taat kepada Allah subhanahu wata’ala dan itulah tempat kembali bagi orang-orang yang enggan terhadap petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. 

Bicara tentang negeri akhirat merupakan topik yang seharusnya dijadikan headline (kajian utama) bagi orang-orang yang beriman tentang hari akhir. Suatu kajian yang akan melembutkan hati, menundukkan pandangan, meneteskan air mata dan meredam hawa nafsu. Menjadikan sedikit ketawa dan canda. Mengingatkan tentang ajal (maut) yang datang secara tiba-tiba. Tidak membedakan tua dan muda. 

Sudahkah kita siap mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan yang kita lakukan di hari kiamat kelak? Inilah sebuah pertanyaan yang besar. Sebuah pertanyaan yang mesti membutuhkan jawaban. Maka siapkanlah jawabannya sebelum nanti ditanya di hari kiamat kelak!!! Ya, Allah selamatkanlah kami dari pedihnya adzab neraka!!!


Dari shahabat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ رَأَيْتُمْ مَا رَأَيْتُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا. قَالُوا: وَمَا رَأَيْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ: رَأَيْتُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ.

“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Para shahabat bertanya: “Apa yang engkau lihat ya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam” Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Saya melihat Al Jannah dan An Naar.” (HR. Muslim Kitab Sholat no. 426)

Edisi kali ini akan menyajikan topik yang berkaitan dengan sifat-sifat An Naar. Dengan harapan dapat menambah rasa takut kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Mendorong untuk berlomba-lomba memperbanyak amal kebajikan. Tiada benteng yang mampu menahan dahsyatnya api neraka melaikan benteng dari amal kebajikan.


Luas An Naar
---------------
An Naar (neraka) memiliki area yang amat luas yang daya tampungnya tidak akan penuh meskipun dimasuki oleh orang–orang durhaka sejak zaman Nabi Adam sampai hari kiamat. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Pada hari itu Kami bertanya kepada Jahannam: “Apakah kamu sudah penuh?” Jahannam menjawab: “Masihkah ada tambahan?” (Qoof: 30)

Ayat di atas menggambarkan betapa luas dan besarnya Jahannam itu. Meskipun Jahannam dilempari dari seluruh jin dan manusia (yang durhaka) dari masa nabi Adam sampai hari kiamat nanti, namun belum bisa memenuhinya.


Kedalaman An Naar
-----------------------
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan tentang dalamnya An Naar dalam sebuah hadits dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Kami pernah bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba kami mendengar sesuatu yang jatuh, lalu beliau bersabda: “Tahukah kalian apakah itu?” Kami (para shahabat) menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Kemudian beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

هَذَا حَجَرٌ رُمِيَ بِهِ فِي النَّارِ مُنْذُ سَبْعِينَ خَرِيفًا فَهُوَ يَهْوِي فِي النَّارِ الآنَ حَتَّى انْتَهَى إِلَى قَعْرِهَا.

“Ini adalah sebuah batu yang dilemparkan dari atas An Naar sejak tujuh puluh tahun yang lalu, sekarang batu itu baru sampai di dasarnya.” (HR. Muslim no. 2844)

Masyaa Allah, betapa dalamnya An Naar!?!, sebuah batu yang dilemparkan dari tepi jurang/bibir An Naar, baru sampai ke dasarnya setelah 70 puluh tahun lamanya. Maka, jarak kedalaman An Naar itu hanya Allah subhanahu wata’ala lah yang tahu.


Pintu Jahannam
------------------
An Naar memiliki 7 pintu yang akan dilewati dari pintu-pintu tersebut oleh para penghuni neraka sesuai dengan kadar dosa dan maksiat yang mereka lakukan di dunia. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): 

“Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengekor-pengekor setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (Al Hijr: 43-44)


Belenggu An Naar
--------------------
Allah subhanahu wata’ala juga menyediakan belenggu-belenggu yang sangat berat dan menyiksa. Sehingga para penghuni An Naar itu tidak bisa lari dan berkutik. Siap merasakan hukuman dan siksaan. Allah berfirman (artinya): “Karena sesungguhnya pada sisi kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala.” (Al Muzammil: 12)

“Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu.” (Ibrahim : 49)


Penjaga An Naar
--------------------
Allah subhanahu wata’ala juga telah menyiapkan algojo yang siap mengawasi dan menyiksa para penghuni An Naar. Allah memilih algojo (penjaga) itu dari kalangan malaikat. Allah berfirman (artinya):

“Dan tiada Kami jadikan penjaga An Naar melainkan dari malaikat.” (Al Mudatstsir: 31)


Panas An Naar
-----------------
Para pembaca yang semoga Allah subhanahu wata’ala tetap melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, bahwa An Naar (neraka) itu adalah suatu tempat tinggal yang memiliki daya panas yang dahsyat. Kadar terpanas yang ada di dunia itu belum seberapa dibanding dengan panasnya api neraka. Allah berfirman (artinya):

“Maka, Kami akan memperingatkan kamu dengan An Naar yang menyala-nyala.” (Al Lail : 14)

Bagaimana gambaran dahsyatnya api neraka yang telah Allah subhanahu wata’ala sediakan itu? Hal itu telah digambarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadist yang diriwayatkan shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:

“(Panasnya) api yang kalian (Bani Adam) nyalakan di dunia ini merupakan sebagian dari tujuh puluh bagian panasnya api neraka Jahannam.” Para sahabat bertanya: “Demi Allah, apakah itu sudah cukup wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam” Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “(Belum), sesungguhnya panasnya sebagian yang satu melebihi sebagian yang lainnya sebanyak enam puluh kali lipat.” (HR. Muslim no. 2843)

Api neraka itu juga melontarkan bunga-bunga api. Seberapa besar dan bagaimana warna bunga api tersebut? Allah subhanahu wata’ala telah gambarkan hal tersebut dalam surat Al Mursalat: 32-33 (artinya): 

“Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana. Seolah-olah seperti iringan unta yang kuning.”

Berkata Asy Syaikh As Sa’di dalam tafsir ayat ini: “Sesungguhnya api neraka itu hitam mengerikan dan sangat panas.” (Lihat Taisirul Karimir Rahman)

Bagaimana dengan suara api neraka itu? Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Apabila An Naar melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara yang menyala-nyala.” (Al Furqon : 12)

Berkata As Sa’di dalam tafsirnya: “Sebelum orang-orang penghuni sampai ke An Naar, dari jauh mereka sudah mendengar kengerian suaranya yang menggoncangkan dan menyempitkan hati, hampir-hampir seorang dari mereka mati karena ketakutan dengan suaranya. Sungguh api neraka itu murka kepada mereka karena kemurkaan Allah. Dan semakin bertambah murkanya disebabkan semakin besar kekufuran dan kedurhakaan mereka kepada Allah. (Lihat Taisirul Karimir Rahman)

Lalu dari bahan bakar apakah yang dengannya Allah subhanahu wata’ala menjadikan api neraka itu dahsyat dan bersuara yang mengerikan? Ketahuilah, untuk menunjukkan semakin ngerinya dan pedihnya siksaan di neraka, maka Allah subhanahu wata’ala jadikan bahan bakar api neraka itu dari manusia dan batu. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): 

“Jagalah dirimu dari (lahapan api) neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah: 24)


Makanan Dan Minuman Penghuni An Naar
----------------------------------------------
Apakah para penghuni jahannam juga mendapatkan hidangan makan dan minuman? Ya, tapi tidak seperti penjara di dunia yang masih menaruh belas kasih. Penjara di akhirat itu adalah tempat siksaan diatas siksaan dan kepedihan diatas kepedihan. Makanan dan minuman yang dihidangkan pun sebagai bentuk adzab dan siksaan.

a. Makanan Yang Berduri
-----------------------------
Allah berfirman (artinya):
“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan rasa lapar.” (Al Ghasiyah: 6-7)

“Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.” Al Muzammil: 13

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menjelaskan tentang ayat diatas: Bahwa “makanan yang menyumbat di kerongkongan” itu adalah duri yang nyangkut di kerongkongan yang tidak bisa masuk dan tidak pula keluar. Sehingga makanan itu hanya akan menambah kepedihan dan kesengsaraan.

b. Pohon Zaqqum
--------------------
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Sesungguhnya kalian wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, kalian benar-benar akan memakan pohon zaqqum. Dan kalian akan memenuhi perutmu dengannya.” (Al Waqi’ah: 51-53)

Apakah pohon zaqquum itu? Apakah pohon itu enak lagi lezat? Tentu tidak, justru pohon itu hanya akan menambah kepedihan dan kesengsaraan pula.

Allah subhanahu wata’ala mensifati lebih lanjut tentang pohon zaqqum dalam ayat lainnya (artinya): 

“Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu. Maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum tersebut.” (Ash Shaffat : 64-66)

Tatkala para penghuni neraka haus karena terbakar. Maka Allah subhanahu wata’ala sudah siapkan hidangan minuman bagi mereka yang akan menambah pedih siksaan mereka. Minuman berupa nanah dan air panas yang dapat memotong usus-usus mereka. Allah berfirman (artinya): 

“Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas..” (Ash Shaffat: 67-68)

“… dan mereka diberi minuman air yang mendidih sehingga memotong usus-usus mereka.” (Muhammad: 15)

“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.” An Naba’ : 24-25


Pakaian Penghuni An Naar
------------------------------
Mereka juga akan dikenakan pakaian. Tentu pakaian itu tidak dibuat untuk kenyamanan. Justru pakaian itu sengaja disiapkan untuk menambah kesengsaraan bagi para penghuni nereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka.” (Ibrahim : 50)

“Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka…,” (Al Haj : 19)


Tempat Tidur Penghuni An Naar
-------------------------------------
Demikian juga mereka telah disiapkan tempat tidur dan selimut. Yang sengaja dibuat untuk menambah kepedihan adzab bagi mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman: 

“Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang zhalim.” (Al A’raf: 41)

Pembaca yang dimuliakan Allah, setelah kita mengetahui kengerian dahsyatnya adzab neraka, maka banyak-banyaklah kita berdo’a, bertaubat dan beramal shalih. Karena Allah dengan rahmat-Nya hanya akan menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang bertaqwa kepada-Nya dan takut dari adzab neraka. Yaitu dengan melaksakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi laranga-larangan-Nya. Ya Allah, tunjukilah kami ke dalam jalan-Mu yang lurus yang menghantarkan ke dalam Al Jannah (surga) dan jauhkanlah kami dari jalan-jalan yang menghantarkan ke dalam api neraka.!!! Amiin, Ya Rabbal alamiin. (ahnaaf.wordpress.com)


Untuk Thaghut beserta Bala Tentara Thaghut Laknatullah alaihim ajmain yg menjaga & menegakkan berhala Burung Gepeng Garuda dengan besi & api, yg menegakkan & menjaga Hukum Thaghut dengan besi & api maka ayat ini utk mereka :

Dan dia menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “BERSENANG-SENANGLAH KAMU DENGAN KEKAFIRAN ITU SEMENTARA WAKTU. SUNGGUH KAMU TERMASUK PENGHUNI NEREKA." [Az Zumar : 8]




-‎

Wahai saudaraku, semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa mencurahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, ketahuilah…!!!, bahwa Al Jannah (surga) adalah tempat tinggal yang kekal, penuh dengan kenikmatan yang lezat yang tidak bisa dibandingkan dengan segala kenikmatan yang ada di dunia. Itulah negeri yang hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang bertaqwa kepada Allah subhanahu wata’ala.

Bagi yang tidak diizinkan memasukinya maka tiada tempat lagi baginya kecuali an naar (neraka). Suatu tempat tinggal yang penuh dengan kengerian yang tidak bisa digambarkan dengan kengerian di dunia. Sejelek-jeleknya tempat tinggal dan seburuk-buruknya tempat kembali. Itulah tempat tinggal yang bakal dihuni oleh orang-orang yang tidak mau tunduk dan taat kepada Allah subhanahu wata’ala dan itulah tempat kembali bagi orang-orang yang enggan terhadap petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. 


Bicara tentang negeri akhirat merupakan topik yang seharusnya dijadikan headline (kajian utama) bagi orang-orang yang beriman tentang hari akhir. Suatu kajian yang akan melembutkan hati, menundukkan pandangan, meneteskan air mata dan meredam hawa nafsu. Menjadikan sedikit ketawa dan canda. Mengingatkan tentang ajal (maut) yang datang secara tiba-tiba. Tidak membedakan tua dan muda. 

Sudahkah kita siap mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan yang kita lakukan di hari kiamat kelak? Inilah sebuah pertanyaan yang besar. Sebuah pertanyaan yang mesti membutuhkan jawaban. Maka siapkanlah jawabannya sebelum nanti ditanya di hari kiamat kelak!!! Ya, Allah selamatkanlah kami dari pedihnya adzab neraka!!!


Dari shahabat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ رَأَيْتُمْ مَا رَأَيْتُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا. قَالُوا: وَمَا رَأَيْتَ يَا 

رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ: رَأَيْتُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ.

“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Para shahabat bertanya: “Apa yang engkau lihat ya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam” Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Saya melihat Al Jannah dan An Naar.” (HR. Muslim Kitab Sholat no. 426)

Edisi kali ini akan menyajikan topik yang berkaitan dengan sifat-sifat An Naar. Dengan harapan dapat menambah rasa takut kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Mendorong untuk berlomba-lomba memperbanyak amal kebajikan. Tiada benteng yang mampu menahan dahsyatnya api neraka melaikan benteng dari amal kebajikan.


Luas An Naar
---------------
An Naar (neraka) memiliki area yang amat luas yang daya tampungnya tidak akan penuh meskipun dimasuki oleh orang–orang durhaka sejak zaman Nabi Adam sampai hari kiamat. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Pada hari itu Kami bertanya kepada Jahannam: “Apakah kamu sudah penuh?” Jahannam menjawab: “Masihkah ada tambahan?” (Qoof: 30)

Ayat di atas menggambarkan betapa luas dan besarnya Jahannam itu. Meskipun Jahannam dilempari dari seluruh jin dan manusia (yang durhaka) dari masa nabi Adam sampai hari kiamat nanti, namun belum bisa memenuhinya.


Kedalaman An Naar
-----------------------
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan tentang dalamnya An Naar dalam sebuah hadits dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Kami pernah bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba kami mendengar sesuatu yang jatuh, lalu beliau bersabda: “Tahukah kalian apakah itu?” Kami (para shahabat) menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Kemudian beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

هَذَا حَجَرٌ رُمِيَ بِهِ فِي النَّارِ مُنْذُ سَبْعِينَ خَرِيفًا فَهُوَ يَهْوِي فِي النَّارِ الآنَ حَتَّى انْتَهَى إِلَى 

.قَعْرِهَا

“Ini adalah sebuah batu yang dilemparkan dari atas An Naar sejak tujuh puluh tahun yang lalu, sekarang batu itu baru sampai di dasarnya.” (HR. Muslim no. 2844)

Masyaa Allah, betapa dalamnya An Naar!?!, sebuah batu yang dilemparkan dari tepi jurang/bibir An Naar, baru sampai ke dasarnya setelah 70 puluh tahun lamanya. Maka, jarak kedalaman An Naar itu hanya Allah subhanahu wata’ala lah yang tahu.


Pintu Jahannam
------------------
An Naar memiliki 7 pintu yang akan dilewati dari pintu-pintu tersebut oleh para penghuni neraka sesuai dengan kadar dosa dan maksiat yang mereka lakukan di dunia. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): 

“Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengekor-pengekor setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (Al Hijr: 43-44)


Belenggu An Naar
--------------------
Allah subhanahu wata’ala juga menyediakan belenggu-belenggu yang sangat berat dan menyiksa. Sehingga para penghuni An Naar itu tidak bisa lari dan berkutik. Siap merasakan hukuman dan siksaan. Allah berfirman (artinya): “Karena sesungguhnya pada sisi kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala.” (Al Muzammil: 12)

“Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu.” (Ibrahim : 49)


Penjaga An Naar
--------------------
Allah subhanahu wata’ala juga telah menyiapkan algojo yang siap mengawasi dan menyiksa para penghuni An Naar. Allah memilih algojo (penjaga) itu dari kalangan malaikat. Allah berfirman (artinya):

“Dan tiada Kami jadikan penjaga An Naar melainkan dari malaikat.” (Al Mudatstsir: 31)


Panas An Naar
-----------------
Para pembaca yang semoga Allah subhanahu wata’ala tetap melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, bahwa An Naar (neraka) itu adalah suatu tempat tinggal yang memiliki daya panas yang dahsyat. Kadar terpanas yang ada di dunia itu belum seberapa dibanding dengan panasnya api neraka. Allah berfirman (artinya):

“Maka, Kami akan memperingatkan kamu dengan An Naar yang menyala-nyala.” (Al Lail : 14)

Bagaimana gambaran dahsyatnya api neraka yang telah Allah subhanahu wata’ala sediakan itu? Hal itu telah digambarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadist yang diriwayatkan shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:

“(Panasnya) api yang kalian (Bani Adam) nyalakan di dunia ini merupakan sebagian dari tujuh puluh bagian panasnya api neraka Jahannam.” Para sahabat bertanya: “Demi Allah, apakah itu sudah cukup wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam” Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “(Belum), sesungguhnya panasnya sebagian yang satu melebihi sebagian yang lainnya sebanyak enam puluh kali lipat.” (HR. Muslim no. 2843)

Api neraka itu juga melontarkan bunga-bunga api. Seberapa besar dan bagaimana warna bunga api tersebut? Allah subhanahu wata’ala telah gambarkan hal tersebut dalam surat Al Mursalat: 32-33 (artinya): 

“Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana. Seolah-olah seperti iringan unta yang kuning.”

Berkata Asy Syaikh As Sa’di dalam tafsir ayat ini: “Sesungguhnya api neraka itu hitam mengerikan dan sangat panas.” (Lihat Taisirul Karimir Rahman)

Bagaimana dengan suara api neraka itu? Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Apabila An Naar melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara yang menyala-nyala.” (Al Furqon : 12)

Berkata As Sa’di dalam tafsirnya: “Sebelum orang-orang penghuni sampai ke An Naar, dari jauh mereka sudah mendengar kengerian suaranya yang menggoncangkan dan menyempitkan hati, hampir-hampir seorang dari mereka mati karena ketakutan dengan suaranya. Sungguh api neraka itu murka kepada mereka karena kemurkaan Allah. Dan semakin bertambah murkanya disebabkan semakin besar kekufuran dan kedurhakaan mereka kepada Allah. (Lihat Taisirul Karimir Rahman)

Lalu dari bahan bakar apakah yang dengannya Allah subhanahu wata’ala menjadikan api neraka itu dahsyat dan bersuara yang mengerikan? Ketahuilah, untuk menunjukkan semakin ngerinya dan pedihnya siksaan di neraka, maka Allah subhanahu wata’ala jadikan bahan bakar api neraka itu dari manusia dan batu. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): 

“Jagalah dirimu dari (lahapan api) neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah: 24)


Makanan Dan Minuman Penghuni An Naar
----------------------------------------------
Apakah para penghuni jahannam juga mendapatkan hidangan makan dan minuman? Ya, tapi tidak seperti penjara di dunia yang masih menaruh belas kasih. Penjara di akhirat itu adalah tempat siksaan diatas siksaan dan kepedihan diatas kepedihan. Makanan dan minuman yang dihidangkan pun sebagai bentuk adzab dan siksaan.

a. Makanan Yang Berduri
-----------------------------
Allah berfirman (artinya):
“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan rasa lapar.” (Al Ghasiyah: 6-7)

“Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.” Al Muzammil: 13

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menjelaskan tentang ayat diatas: Bahwa “makanan yang menyumbat di kerongkongan” itu adalah duri yang nyangkut di kerongkongan yang tidak bisa masuk dan tidak pula keluar. Sehingga makanan itu hanya akan menambah kepedihan dan kesengsaraan.

b. Pohon Zaqqum
--------------------
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Sesungguhnya kalian wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, kalian benar-benar akan memakan pohon zaqqum. Dan kalian akan memenuhi perutmu dengannya.” (Al Waqi’ah: 51-53)

Apakah pohon zaqquum itu? Apakah pohon itu enak lagi lezat? Tentu tidak, justru pohon itu hanya akan menambah kepedihan dan kesengsaraan pula.

Allah subhanahu wata’ala mensifati lebih lanjut tentang pohon zaqqum dalam ayat lainnya (artinya): 

“Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu. Maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum tersebut.” (Ash Shaffat : 64-66)

Tatkala para penghuni neraka haus karena terbakar. Maka Allah subhanahu wata’ala sudah siapkan hidangan minuman bagi mereka yang akan menambah pedih siksaan mereka. Minuman berupa nanah dan air panas yang dapat memotong usus-usus mereka. Allah berfirman (artinya): 

“Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas..” (Ash Shaffat: 67-68)

“… dan mereka diberi minuman air yang mendidih sehingga memotong usus-usus mereka.” (Muhammad: 15)

“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.” An Naba’ : 24-25


Pakaian Penghuni An Naar
------------------------------
Mereka juga akan dikenakan pakaian. Tentu pakaian itu tidak dibuat untuk kenyamanan. Justru pakaian itu sengaja disiapkan untuk menambah kesengsaraan bagi para penghuni nereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka.” (Ibrahim : 50)

“Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka…,” (Al Haj : 19)


Tempat Tidur Penghuni An Naar
-------------------------------------
Demikian juga mereka telah disiapkan tempat tidur dan selimut. Yang sengaja dibuat untuk menambah kepedihan adzab bagi mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman: 

“Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang zhalim.” (Al A’raf: 41)

Pembaca yang dimuliakan Allah, setelah kita mengetahui kengerian dahsyatnya adzab neraka, maka banyak-banyaklah kita berdo’a, bertaubat dan beramal shalih. Karena Allah dengan rahmat-Nya hanya akan menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang bertaqwa kepada-Nya dan takut dari adzab neraka. Yaitu dengan melaksakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi laranga-larangan-Nya. Ya Allah, tunjukilah kami ke dalam jalan-Mu yang lurus yang menghantarkan ke dalam Al Jannah (surga) dan jauhkanlah kami dari jalan-jalan yang menghantarkan ke dalam api neraka.!!! Amiin, Ya Rabbal alamiin. (ahnaaf.wordpress.com)


Untuk Thaghut beserta Bala Tentara Thaghut Laknatullah alaihim ajmain yg menjaga & menegakkan berhala Burung Gepeng Garuda dengan besi & api, yg menegakkan & menjaga Hukum Thaghut dengan besi & api maka ayat ini utk mereka :

Dan dia menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “BERSENANG-SENANGLAH KAMU DENGAN KEKAFIRAN ITU SEMENTARA WAKTU. SUNGGUH KAMU TERMASUK PENGHUNI NEREKA." [Az Zumar : 8]